Posts

SOCIAL INSTITUTIONS

Dr. Orville Boyd Jenkins Each society has its own social institutions. These are not buildings or places, but structures of relationship, obligation, role and function. These are social concepts and practices, but also involve cognitive structures. Members of a society have a similar mental concept of right and wrong, order and relationships, and patterns of good (positive values). Those who do not honor these concepts are "criminals," or at least antisocial. Linguist Noam Chomsky provides a good model for cognitive culture. He presents a coherent theory of how children create language by organizing the early language experiences around them by using a native analytical "faculty" in the human psyche. The same pattern applies to culture. Let's look at some of the social institutions that insiders learn through their socialization experiences, which affect insider identity. Political: Every society has an organizational principle, with authority figures

Overspending as a public issue

Image
We can use the sosiological imagination to look at the problem of overspending and credit card debt as a public issue a societal problem.for example,ritzer (1998) suggests that the relationship between kredit card debt and the relatifely low saving rate in the united states constitutes a public issue.between 1990 and 2000,credit card debt tripled in the united states while saving diminised.because saving is money that goverment businisses and individuals can borrow for expansion,lack of savings may create problem for future economic growth.the rate of bankruptcies in this countries is a problem both for financial institution in thegoverment.as curpuration write of bad debt from those who declare bankruptcy or simply do not pay their bills,all consuers pay either directly or indirecly for that dept.finally poverty is forgotten as a social issue when more affluent people are having a spending holiday and consuming all or more than,they can affort to purcasse. Some practices of the credit

BUDAYA TERIMA KASIH

Seiring majunya perkembangan jaman, dewasa ini. Ada banyak pengaruh yang terjadi di lingkungan sosial kita. Baik itu yang kita sadari maupun tidak. Diantaranya adalah sopan santun dalam berbahasa, cara berpakaian, maupun tingkah laku kita setiap hari. Sopan santun merupakan hal terkecil yang selalu dilupakan namun juga penting. Sama pentingnya seperti kebutuhan kita sehari-hari mulai dari sandang, pangan, dan papan. Adanya suatu aturan untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat lebih berstruktur dan terarah ke dampak yang lebih positif. Dalam kehidupan kita, aturan bermasyarakat lebih ditekankan pada toleransi serta gotong royong, terutama di lingkungan pedesaan. Saling membantu dan kerja sama merupakan rangkaian pokok untuk berkomunikasi secara lebih dalam dan mengerti keadaan satu dengan lainnya. Nah, pembahasan kali ini tidak jauh dari cara kita untuk berkerjasama dan saling menghargai. Bukan tidak mungkin, ketika kita berada dalam suatu lingkungan masyarakat yang perlu adanya tolera

PUISI NDINDOTZ

Deret dua judul, karya diri sendiri nich... ahahaay DALAM DIAM Aku membisu disampingnya, Tubuhnya membawa hawa yang teduh. Senyumnya tentram di hati. Namun waktu berlari, Berlari membawanya pergi. Bahkan tapak terakhirnya, Enggan untuk menantiku. Menantiku mengejarnya. Aku menginginkannya selalu bersamaku. Karna hanya dirinya, Yang mampu mencairkan amarah Membekukan sepi Membelah sunyi Aku bukan mawar yang punya duri Aku bukan lebah yang punya sengat Aku hanya kunang kunang yang takut terang AKU KAMU ATAU DIA Mengerti bila indah datang bersama mentari Menyusuri jalan sepi dimana kamu menantiku Dia adalah kamu Kamu adalah dia Kini dan nanti mentari hanya satu Bulan butuh bintang Sinar dan kegelapan tetap jadi lawan Senandung bunyi tanpa melodi Tak akan sepi Kamu atau dia Dia ataupun kamu. Putih itu tulus Dimana biologi hanya jadi benda Fisika hanya jadi angka Kimia tanpa senyawa Merah itu amarah Dimana ekonomi jadi bahan korupsi Politik hanya jadi penyeru Sosiologi ilmu masyarakat yang

PUISI GRAFURA LUBIS

Deret tiga judul... selamat membaca INISIAL A Kalau saja pertapaanku ini Melebihi batas usiaku Barangkali nanti kan ku titipkan jasad Agar aku leluasa menemuimu! SAJAK KEMATIAN Menanti dirimu seolah menanti fajar yang menggulung sinar Hanya saja, fajar datang sesuai waktunya Sementara dirimu, Kedatangannya tak tertandai waktu AKU RINDU SENTUHAN TANGANMU Aku rindu sentuhan tanganmu di dahi Menghalau galau zaman Pada hari ini Alangkah sulitnya berkata Dan bertanya Yang tersisa hanya malam datang Dan datang lagi Keheningan menggenangi Ruang tempat kita bertatapan Butir-butir tasbih Pedih, mengemasi waktu

BUDAYA DAN WISATA HILANG KUDUS TENGGELAM

BUDAYA DAN WISATA HILANG KUDUS TENGGELAM Dalam era globalisasi, budaya di kudus daerah kita tercinta mengalami kemunduran Hal ini pasti karena ada faktor-faktor yang menyebabkan itu terjadi . Salah satu faktor penyebabnya mungkin kurang tertariknya anak muda pada budaya sendiri Beberapa seniman menyatakan anak muda pada zaman sekarang tidak begitu suka dengan seni budaya sehingga dalam perekrutan penerus seni itu sendiri mengalami kesulitan. Seniman berjuang agar seni yang telah ada sebelum mereka terlahir tetap mutni terjaga keasliannya. Ada berbagai peran untuk menjaga seni tersebut dapat senantiasa eksis, misalnya pemerintah menjalankan kebijaksanaan tersendiri untuk berlangsungnya suatu seni. Keseimbangan akan terjadi jika masyarakat mendukung dan memberikan respon yang baik. Dalam masa sekarang seni dan kebudayaan adalah suatu hal yang sangat langka keberadaanya . Dalam persaingan suatu Negara budaya merupakan tonggak utama bagi unggulnya suatu bangsa. Budaya merupakan identitas y

KEONG EMAS versi KUDUS JAWA

SKENARIO KEONG EMAS PARAGAN 1. Raja Daha (M.Adam Maulana) 2. Galuh Candra Kirana (Nindi Indrawati) 3. Galuh Ajeng (Cindy Gharsina) 4. Mbah Dukun (Dery Noviandi) 5. Mbok Rondo (Reni Kustanti) 6. Raden Inu Kertaparti (Romi Hadiwinarto) 7. Ajudan (Rizky Lagonda) Kelas XII IPS 3 ADEGAN 1 Sawijing dina kang adem ayem ing Keraton Daha. Raja Daha : “Nduk mrene!” Kirana : “Wonten napa, pak?” Ajeng : “Bapak nimbali kula?” Raja Daha : “iyo nduk, ana sing arep Bapak omongke. Sesok raden inu saka Kerajaan Kahuripan arep moro mrene.” Ajeng : “Trus pripun, pak?” Raja Daha : “Bapak uwis duwe janji karo bapake Inu Kertapati yen arep jodohke slah sijine saka anakku karo Raden Inu.” Ajeng : “Sinten ingksng Bapak nikahke kalian Raden Inu?” Raja Daha : “Lha…yo mesti mbakyumu, Candra Kirana!” Kirana : “Matur suwun Bapak, kula bingah sanget. Menika kekarepan kula saking alit.” Raja Daha : “Apa tenan nduk? Yen ngono pancen ora salah milih kuwe. Ayo, dicepakke umbarampe kanggo nyambut Raden Inu